A. Sistem Saraf
Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf.
Sistem saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf
(neuron). Fungsi sistem saraf adalah sebagai pengatur koordinasi
alat-alat tubuh dan sebagai
pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron
dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke
saraf pusat atau sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk
mendukung neuron melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas
tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki
sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA.
Butir-butir Nissl ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit
berfungsi untuk menyampaikan impuls (rangsangan) menuju badan sel.
Sedangkan, neurit berfungsi menyampaikan informasi dari badan sel ke sel
lainnya. Pertemuan antara neurit dengan dendrit disebut sinapsis. Di
dalam neurit terdapat serabut-serabut halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang berfungsi melindungi
dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat penyempitan
yang tidak
diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf,
yaitu sel saraf sensorik, motoris, dan konektor (interneuron).
a. Neuron Sensorik
Neuron sensorik (neuron aferen) berfungsi untuk menghantarkan impuls
dari indera ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Motoris
Neuron motoris (neuron eferen) berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf pusat ke kelenjar atau otot.
c. Neuron Konektor (Interneuron)
Interneuron berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron
sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang
memiliki banyak dendrit dan akson (multipolar).
2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf.
Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks.
Gerak biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan,
gerak
refleks dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan
untuk menghindari bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron
konektor), gerak refleks dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak
dan refleks tulang belakang. Jika neuron konektornya terletak di otak
disebut refleks otak. Contohnya, gerakan pupil mata yang menyempit dan
melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika neuron konektornya
terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang
belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.
3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan
saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar
(saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh
aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh
selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh
darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan
serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater,
arachnoid, dan duramater.
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak
manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan
mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang
pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3.
Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron.
Bagian luar otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia
grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit
sehingga
berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan,
kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga
merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi
menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli
dan diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan
pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang
tiba dan mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta
mengarahkan sebagian dari impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.
c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak
bagian belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan
tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan
bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut
jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya
berisi neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya
berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan
adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna
kelabu. Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruas-ruas leher
sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum
tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar
kupu-kupu dengan warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke
otot lewat serabut saraf sensorik. Sedangkan, tanggapan dari pusat ke
efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut saraf
tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak
sadar. Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial).
Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu
saraf simpatik dan parasimpatik.
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan
yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua
macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala
disusun oleh 42 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial
berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan,
saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum
tulang belakang.
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan
parasimpatik yang memiliki susunan dan fungsi yang khas.
a) Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa
ganglion-ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah
leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf
simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak
sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung,
pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik
pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.
b) Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang
berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikan dari saraf
simpatik.
B. Sistem Indera
Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ
indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata
mendeteksi adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya
molekul-molekul zat kimia. Telinga mendeteksi adanya getaran atau
gelombang udara. Kulit mendeteksi adanya panas, dingin, sentuhan, dan
tekanan. Organ indera bisa menentukan adanya rangsang tertentu karena
ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf yang menanggapi
rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini
dialihkan ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus
untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan
yang berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam
mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat
kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata dan
membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak pembuluh darah.
Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang
menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu berbentuk
batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati berkas
saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar.
Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
Struktur mata mulai dari depan ke belakang, adalah
sebagai berikut.
1) Kornea merupakan bagian depan mata yang transparan dan tembus
cahaya. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan pada retina.
2) Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan
selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran
pupil. Iris menentukan warna mata.
3) Pupil merupakan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang dilalui cahaya untuk mencapai retina.
4) Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan
diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea
melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlemm.
5) Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung pada kedua sisi). Lensa terletak persis di belakang iris.
6) Vitreus humor merupakan cairan berwarna putih seperti agar-agar.
Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata.
Selain itu, berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara retina
dengan selaput koroid.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak
mampu membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang
terdapat pigmen yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin
diperlukan vitamin A. Jika kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang
dihasilkan sedikit sehingga kamu tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga
berperan untuk penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna.
Satu sel kerucut hanya menyerap satu macam warna. Pada mata terdapat
tiga sel kerucut yang masing-masing menyerap warna merah, hijau,
dan biru.
c. Otot pada Mata
Mata memiliki enam otot penggerak mata, empat di antaranya lurus,
sementara yang dua lagi agak serong. Aksi otot-otot ini memungkinkan
bola mata diputar ke segala arah. Biasanya, sumbu kedua mata mengarah
serentak pada satu titik yang sama. Jika mata tidak dapat mengarah
secara serentak lagi, mata mengalami kelainan yang disebut juling.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Telinga merupakan organ pendengaran. Telinga terdiri atas tiga bagian,
yaitu telinga luar, telinga tengah, dan rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan
elastis. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara
yang masuk, terdapat rambutrambut halus yang berfungsi untuk
menghalangi benda asing yang masuk. Selain itu, terdapat kelenjar lilin
yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak
kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani
atau gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran
eustachius yang menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini
berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar
dengan udara di dalam telinga tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai
saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut
labirin tulang dan dilapisi membran membentuk labirin membranosa.
Labirin tulang terdiri atas tiga bagian, yaitu vestibula, saluran
setengah lingkaran yang bersambung dengan vestibula, dan kokhlea.
Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya
seperti rumah siput.
Dalam setiap belitan terdapat saluran membranosa yang mengandung
ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa
disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah
satunya berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang
berhubungan dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak
menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara
pons dan medula oblongata, kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian
kokhleris pada nervus auditorus adalah saraf pendengar yang sebenarnya.
Cedera pada saraf kokhlearis akan mengakibatkan ketulian saraf.
Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan menimbulkan vertigo.
3. Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan indera peraba. Kulit menutupi dan melindungi permukaan
tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga
dan lubanglubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai
indera peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air
dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan
absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu epidermis (kutikula)
dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua
lapisan, yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk
(lapisan epidermal) terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan
sel yang membentuk epidermis, yaitu stratum korneum, stratum lusidum,
dan stratum granulosum. Zona germinalis terletak di bawah lapisan
tanduk,
terdiri atas sel berduri dan sel basal. Sel berduri adalah sel dengan
fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang lain. Sedangkan, sel
basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang
elastis. Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi
pembuluh darah kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam
dermis. Kelenjar
keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam
dermis, salurannya melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke
pori-pori kulit. Pada kulit terdapat beberapa jenis reseptor, antara
lain
rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin, rasa sentuhan, dan rasa tekanan.
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air
dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini sangat diperlukan
agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk menghangatkan
tubuh).
4. Indera Perasa ( Pengecap)
Lidah merupakan indera perasa. Selain membantu proses pencernaan, lidah
juga dapat merasakan rasa makanan. Permukaan lidah kasar karena
terdapat tonjolan yang disebut papila. Papila ini berfungsi untuk
mengecap.
Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin.
Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa. Ciri harum
merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar dapat
dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan
dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda.
Reseptor rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di
pangkal lidah, dan untuk rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima
rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan
dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat
silia atau rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang
terhirup. Rasa penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah
hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk
waktu yang lama. Rasa penciuman akan melemah bila kamu sedang flu
karena terdapat penumpukan cairan yang menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
C. Kelainan pada Sistem Saraf dan Sistem Indera
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker,
atau obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena
letaknya dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus
meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri,
jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena dapat
melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan
dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga
mengganggu kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya
proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K),
Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan
penyakit pembunuh otak karena mematikan fungsi sel-sel otak. Orang
yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia di atas 60
tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila
memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita
demensia alzheimer
berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier dapat dicegah
sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah
beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan
hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran memori/daya ingat.
b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan bicara dan berbahasa.
d) Sulit dalam berhitung.
e) Salah meletakkan benda.
f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau
berhias.
g) Perubahan emosi dan perilaku.
h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi
penderita terganggu.
i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi
pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.
j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan
(kecuali sedang menderita flu).
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering
dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan
tidur. Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak
akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan
terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak negatif
penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui,
merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat
dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf
yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek, penciuman bisa
berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan membaui
akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan
terasa kurang enak. Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan
sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak dapat
membaui atau merasa dengan baik setelah mengalami flu. Kadang,
hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan,
bahkan bersifat menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan
telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak
sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang
terlambat.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan terjadi
gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya,
kamu seperti menjadi tuli. Penyebab terjadinya radang pada telinga
tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga.
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf
pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama
radang telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun
tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan.
Penderita tuli tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan
oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang
lain, terkadang tidak nyambung. Dalam kondisi yang sudah parah,
penderita tuli
tidak dapat mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.
Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh karena
itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat
ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat ini,
penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan
yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk
menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang
terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah
faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun
tidak memburuk. Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama
kehidupannya, misalnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan
hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami
penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus
cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan.
Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan
sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit
tertentu, misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak.
Katarak juga dapat merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan
sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata yang
sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat
diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi
katarak dapat dilakukan oleh dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana lensa mata tidak
dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda
jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa tidak
jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak
jauh masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah
menginjak usia tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari
jarak dekat atau membaca. Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan
lensa cembung atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa
cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu
cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di
depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8
sampai 14 tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan membaca
sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau
menggunakan komputer terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong
dengan lensa cekung atau negatif. Dengan menggunakan kacamata yang
berlensa cekung, penderita miopi dapat melihat dengan jelas dan
normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan akomodasi
karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada
umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang
nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca
pada jarak normal, namun tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya.
Hilangnya daya akomodasi mata akibat menurunnya kemampuan mata untuk
mengubah bentuk lensa mata. Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi
adalah dengan menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal).
Bagian bawah lensa mata memiliki kuat lensa yang lebih besar
ibandingkan bagian atas karena pada saat melihat benda dekat diperlukan
kuat lensa yang lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak
sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan
ini dapat ditolong dengan lensa silindris.
Selasa, 21 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar