1. Definisi Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi
makhluk hidup didefinisikan oleh Ernst Mayr sebagai “Pengaturan entitas
dalam serangkaian kelas hierarkis, di mana kelas-kelas yang hampir sama
atau terkait pada satu tingkat hierarki digabungkan secara komprehensif
menjadi lebih inklusif di level kelas yang lebih tinggi.” Kelas
didefinisikan sebagai "kumpulan entitas yang sama".
2. Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
- Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
- Menyederhanakan objek studi. Penyederhanaan objek studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
- Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
3. Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
Sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
- Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
- Mengetahui jenis-jenis makhluk hidup.
- Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
4. Tata Nama Ilmiah Makhluk Hidup
Nama
ilmiah makhluk hidup diambil dari genus dan spesies dalam klasifikasi
makhluk hidup. Berikut adalah tata nama ilmiah makhluk hidup:
- Menggunakan bahasa Latin
- Terdiri dari 2 kata dan masing-masing diambil dari genus dan spesies dari klasifikasi makhluk hidup tersebut.
- Genus terletak di kata pertama
- Spesies terletak di kata kedua
- Dicetak miring atau diisi garis bawah
- Huruf pertama pada kata pertama harus kapital
- Huruf pertama pada kata kedua tidak kapital
Contoh adalah Oryza sativa yaitu nama ilmiah tanaman padi. Oryza menunjukkan genus dan sativa menunjukkan spesies tanaman tersebut.
5. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Masing-masing
makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup
lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih
persamaan.
Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
5.1. Berdasarkan Persamaan
Dengan
mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang
adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu,sayap, dan paruh.
5.2. Berdasarkan Perbedaan
Apabila
kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan
jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk
golongan karnivora, yaitu pemakan daging.
5.3. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang
dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup
tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak
menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk
pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-lain.
Ciri-ciri
inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati dari ada
tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada
tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.
5.4. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan
dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup
selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula
menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis
protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan
kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
5.5. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.
6. Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup yang dilakukan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut:
- Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup yang akan diklasifikasi.
- Pengelompokan, yaitu mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Mahluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok yang sama yang disebut dengan takson.
- Pemberian nama takson. Mahluk hidup yang telah dikelompokkan tadi, selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu kelompok mahluk hidup tertentu.
Linnaeus
memperkenalkan hierarkki (tingkat) takson untuk mengelompokkan makhluk
hidup. Hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut dari tingkatan
tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah :
- Kingdom (kerajaan)
- Phylum (Filum) untuk hewan, atau Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
- Classis (Kelas)
- Ordo (Bangsa)
- Familia(Keluarga/Suku)
- Genus (Marga)
- Spesies (Jenis)
7. Penggolongan Klasifikasi Makhluk Hidup
sistem klasifikasi, dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
7.1. Klasifikasi Sistem Alami
Kita
sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya
persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup
secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing,
sapi, kuda, dan harimau.
Jika kita lihat secara
alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat
kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam,
yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu
kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami.
Tokoh
klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan
Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia
(kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi
beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
7.2. Klasifikasi Sistem Buatan
Dibandingkan
sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik,
sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi
sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von
Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang
ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi
makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.
- Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
- Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
- Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
8. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
Untuk
memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak
ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan. Pengelompokan
dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti
berikut ini.
8.1. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan
takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua
hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan
dalam kingdom Plantae.
8.2. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila
kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan
melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga
besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan
dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya seperti
hewan yang terlihat pada Gambar diatas.
Filum
Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang. Ada
juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras
dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
8.3. Kelas
Tingkatan
takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio,
artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki
ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain.
Adapun
kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan
berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio:
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
8.4. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran.
Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuh-tumbuhan).
Adapun
pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales
(bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).
8.6. Famili (Suku atau Keluarga)
Famili
merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini
terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak
persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae.
Contoh
keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga
kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang),
Rosaceae (keluarga mawar).
8.7. Genus (Marga)
Takson
genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus
terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama
hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya
diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis
tegak dengan digaris bawah.
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia(marga cacing).
Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
8.8. Species (Jenis)
Species
merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan
dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat
melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang
subur (fertil).
Penulisan kata species sama
seperti penulisan dalam genus, hanya pada species terdiri atas dua kata,
yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga (genus), sedangkan
kata yang kedua menunjukkan jenisnya.
Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica(mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
0 komentar:
Posting Komentar