BUNYI MERAMBAT SEBAGAI GELOMBANG LONGITUDINAL
Bunyi
atau suara adalah gelombang longitudinal yang merambat melalui medium,
yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan merupakan hasil perambatan
energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan gelombang
gelombang longitudinal ke segala arah.
Gelombang
bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat
melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu
berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan
tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah
tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian
bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
SIFAT-SIFAT GELOMBANG BUNYI
1. Pemantulan Gelombang Bunyi
gelombang
bunyi tidak berhenti saat bertemu dengan batas medium atau saat bertemu
dengan sebuah penghalang, tetapi akan memantul. Hukum pemantulan
gelombang, sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang
bunyi.
Pemantulan bunyi ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur jarak antara kedua tempat.
Pemantulan gelombang bunyi oleh dan permukaan akan mengarah pada satu dari dua fenomena alamiah, yaitu gaung dan gema.
- Gaung
Yaitu
sebagian bunyi pantul bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli
terdengar tidak jelas. Misalnya di ruangan auditorium seandainya
dindingnya tidak dilapisi dengan bahan kedap suara.
- Gema
Yaitu bunyi pantul yang terjadi setelah bunyi yang asli selesai diucapkan.
2. Pembiasan Gelombang Bunyi
Gelombang
bunyi yang merambat dari satu medium ke medium lain dengan kerapatan
berbeda, akan mengalami pembiasan gelombang bunyi. Peristiwa pembiasan
dalam kehidupan kita, misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar
lebih keras daripada
siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas
lebih dingin daripada di lapisan bawah.
siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas
lebih dingin daripada di lapisan bawah.
Karena
cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas
maka kecepatan bunyi di lapisan udara atas lebih kecil daripada di
lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari
medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi
pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas ke lapisan
udara bawah.
3. Difraksi Gelombang Bunyi
Difraksi
gelombang bunyi adalah pembelokan arah gerak gelombang bunyi saat
melewati suatu celah atau bertemu dengan penghalang pada lintasan
geraknya.
Gelombang
bunyi memiliki panjang gelombang dalam rentang beberapa sentimeter
sampai dengan beberapa meter (dibandingkan dengan gelombang cahaya yang
panjang gelombangnya berkisar 500 nm). Seperti yang telah kita ketahui
bahwa gelombang yang panjang gelombangnya lebih panjang akan mudah
didifraksi.
Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil
di tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
di tikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di pinggir tikungan.
4. Interferensi Gelombang Bunyi
Gelombang
bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang dengan memerlukan dua sumber
bunyi yang koheren. Interferensi bunyi dibedakan menjadi dua yaitu
interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan interferensi
destruktif atau pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada di antara
dua buah loudspeaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau
hampir sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
5. Resonansi
Resonansi
adalah ikut bergetarnya molekul udara dalam kolom udara akibat getaran
benda, dalam beberapa alat musik akan menimbulkan efek bunyi yang merdu.
Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa
organa tertutup. Jadi, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom
udara di atas air ¼ λ, resonansi ke dua ¾ λ, resonansi ke tiga 5/4 λ,
dan seterusnya.
0 komentar:
Posting Komentar