1. Burung, bernapas menggunakan paru-paru
2. Serangga, alat pernapasan dari serangga yaitu trakea
3. Cacing, tidak memiliki alat pernapasan khusus sehingga ia menggunakan kulitnya untuk bernapas
4. Ikan, bernapas menggunakan insang
5.
Katak, saat masih berudu bernapas menggunakan insang. Setelah berumur
sekitar 12 hari, barulah menggunakan selaput rongga mulut dan kulit
sedangkan ketika dewasa, bernapas dengan paru-paru
• Menjelaskan sistem pernapasan burung, serangga,cacing, ikan dan katak
1. Burung
Pada
burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru.
Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal
di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada
celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea.
Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan
bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang
pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat
bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang
lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat
dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus (
di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh
banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung
tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9
perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang
menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan
dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak
terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai
penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya
pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien.
Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian
depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada
bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara
abdominal).
2. Serangga
Corong hawa (trakea) adalah alat
pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh
trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap
segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot
sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada
umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat
serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel.
Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang
sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada
vertebrata.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga
dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan
ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem
trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang
mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau
pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya
dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
3. Cacing
Cacing
belum memiliki alat respirasi khusus. Oksigen berdifusi ke dalam
kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui permukaan kulit yang
lembab. Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam darah
cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Gas hasil respirasi yaitu
karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya.
Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya
(integument), maka respirasi cacing disebut respirasi integumenter.
Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup
kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup". Pertukaran gas-gas pada cacing
lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing hidup di
tempat yang lembab. Habitat yang lembab akan menjaga permukaan di
tubuhnya tetap basah (lembab). Sebanyak 85 % dari berat tubuh cacing
tanah berupa air, sehingga sangatlah penting untuk menjaga media
pemeliharaan tetap lembab (kelembaban 15 - 30 %). Tubuh cacing mempunyai
mekanisme untuk menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan
kelembaban di permukan tubuh dan mencegah kehilangan air yang
berlebihan. cacing yang terdehidrasi akan kehilangan sebagian besar
berat tubuhnya dan tetap hidup walaupun kehilangan 70 - 75 % kandungan
air tubuh. Kekeringan yang berkepanjangan memaksa cacing tanah untuk
bermigrasi ke media yang lebih cocok.
4. Ikan
Insang dimiliki
oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada
ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,
sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan
tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan
mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak
teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan
pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin
adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung.
5. Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput
rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas
dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat
berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat
kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga
mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga
udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga
mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak
bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam
keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan
mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit
(vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh
tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung,
dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit
pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan
selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu
walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak
mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya
kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi.
Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
• Menjelaskan meknisme pertukaran O2 dan CO2 pada burung, serangga,cacing, ikan dan katak
1. Burung
Masuknya
udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya
kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk
bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata
lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil
tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi
hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan
hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung
sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas
maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada
tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila
otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke
posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih
besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang
kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada,
udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen
dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di
paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Bagan
pernapasan pada burung di saat hinggap adalah burung mengisap udara Þ
udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang Þ
bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke
pundipundi hawa Þ udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru Þ
udara menuju pundipundi hawa depan.
2. Serangga
Mekanisme
pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah jika otot perut
belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ
keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea
kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya
02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil
respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada
serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan
sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti
jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke
perxnukaan air untuk mengambil udara.
3. Cacing
Oksigen
berdifusi ke dalam kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui
permukaan kulit yang lembab. Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang
terkandung dalam darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Gas
hasil respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui
permukaan kulitnya. Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan
tubuhnya (integument), maka respirasi cacing disebut respirasi
integumenter.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari
bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Pertukaran gas-gas
pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing
hidup di tempat yang lembab.
4. Ikan
Mekanisme pernapasan pada
ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase
inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh
kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan
akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
Selain
dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu,
yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya
adalah salamander.
5. Katak
Dalam paru-paru terjadi mekanisme
inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase
inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput
rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus
berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk
melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan
otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil.
Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat
celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh
darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya,
karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah
sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga
mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan
dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan
berkontraksinya geniohioideus sehingga
• Membedakan sistem pernapasan burung, serangga, cacing, ikan dan katak
Perbedaan
sistem pernapasan antara burung, serangga, cacing, ikan dan katak
terletak pada alat pernapasan yang di gunakan, meskipun ada beberapa
yang sama seperti burung dengan berudu (katak kecil). Burung dengan
paru-parunya, serangga dengan trakea, cacing menggunakan kuiltnya, ikan
menggunakan insang, sementara katak terbagi 2, yaitu berudu bernapas
dengan insang, selaput rongga mulut dan kulit, serta katak dewasa
bernapas menggunakan paru-parunya.
Selain itu juga, perbedaan sistem
pernapasan hewan-hewan tersebut dapat di lihat dari mekanisme
pertukaran gas O2 dan CO2 yang telah di jelaskan pada tujuan
pembelajaran sebelumnya.
• Menjelaskan fungsi struktur pernapasan burung, serangga, cacing, ikan dan katak
1. Burung
Paru-paru
berfungsi sebagai tempat berdifusinya gas pernapasan. Paru-paru burung
berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh
tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung.
Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang
berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir
trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian
dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar.
Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi
menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian
dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak
parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung
kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan
udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan
paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai
ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan
paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi
gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan
cadangan oksigen dan meringankan tubuh.
2. Serangga
Sistem
trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung
trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
Serangga
air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air
dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke
sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai
insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan
udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang
halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
3. Cacing
Permukaan
tubuh atau kulit, berfungsi sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2.
Pada sistem pernapasan cacing, ada yang di kenal dengan sistem
integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,
memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan
sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari
bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Pertukaran gas-gas
pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing
hidup di tempat yang lembab.
4. Ikan
Insang dimiliki oleh jenis
ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah
muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan
air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler
darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang
sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
Insang
tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk
lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin
ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi
yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan
gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin,
ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
5. Katak
Pada
katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan
paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena
hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat
pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di
tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang
hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut
dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit,
ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan
mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi.
Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea)
kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya
karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri
pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dapat terjadi di kulit.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang
berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan
paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga
gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Kamis, 27 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar