Pasca keputusan Presiden Joko Widodo yang tidak
melantik Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri, sejumlah kader PDIP
bereaksi keras.
Mereka terang-terangan mengaku kecewa. Apalagi
Jokowi malah mengangkat calon Kapolri baru, Komjen Badrodin Haiti.
Kader-kader menilai, Presiden telah melanggar UU No.2 tahun 2002 tentang
Polri. Bahkan, kader PDIP tidak bisa menahan hak interpelasi DPR.
Kondisi
internal yang mulai menunjukkan sikap kontra terhadap Presiden Joko
Widodo ini dianggap sebagai bentuk ketidakpatuhan terhadap partai.
"Isu-isu
yang menyatakan bahwa akan ada interpelasi atau hak bertanya yang
didorong oleh kader PDI Perjuangan, menurut hemat saya tidak layak dan
sangat merugikan partai," kata Ketua DPP PDI Perjuangan, Tubagus
Hasanuddin, dalam keterangannya, Jumat 20 Februari 2015.
Sebagai
kader, Hasanuddin mengaku akan taat dan loyal kepada partai. Sesuai
dengan perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada tanggal 11
Januari 2015 yang disampaikan di hotel Luwansa.
"Bahwa apapun
yang diputuskan oleh Presiden Joko Widodo harus didukung penuh dengan
iklas dan bertanggung jawab oleh semua kader," katanya.
Dia
mengimbau, semua kader untuk taat pada arahan Megawati Soekarnoputri
dalam mengamankan keputusan Jokowi. "Inilah keputusan yang diambil demi
kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Purnawirawan TNI ini
mengatakan, saat Pilpres 2014 lalu, partai dan seluruh kader serta
relawan, sudah susah payah untuk memenangkan duet Jokowi-JK.
Setelah sekarang berkuasa, Hasanuddin mengimbau untuk mengamankan pemerintahan, dan mendukung segala kebijakan.
"Kita
sudah berdarah darah memperjuangkan dan memenangkan Jokowi sebagai
Presiden, saatnya sekarang kita dukung Presiden Jokowi bekerja dan
bekerja untuk mensejahtrakan rakyat seperti yang kita cita-citakan
selama ini," katanya.
Kamis, 19 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar