Ketika cinta telah terucap, seharusnya setiap orang yang menyatakannya,
menjaga cinta itu agar tetap hidup, meski orang yang dicintai telah
tiada. Tiga cerita berikut, selayaknya bisa menjadi tauladan bagi setiap
pasangan yang saat ini sedang memadu kasih. Dikutip dari laman Desinema, berikut adalah tiga kisah cinta inspiratif sekaligus pedih:
Lelaki yang menikahi kekasih yang telah wafat
Cintai
ia sepenuhnya, selagi napas masih di kandung badan. Hal inilah yang
sangat disesali oleh seorang pria bernama Deffy. Saat kekasihnya masih
hidup, dan terus memohon agar mereka segera menikah, lelaki itu mengaku
sibuk, sehingga tak kunjung mememuhi permintaan pacarnya. Barulah
setelah sang kekasih yang bernama Sarinya wafat, niat untuk menikah itu
muncul.
Namun karena sudah tidak bisa memutar waktu untuk
kembali, Deffy memutuskan untuk tetap menikahi gadis tersebut, di hari
ia dimakamkan. Dengan meneteskan air mata, pria ini menyematkan cincin
pernikahan di jari manis gadis yang telkh tiada itu. Seketika, raungan
tangis sedih menderu, datang dari pihak keluarga, dan pelayat lain yang
tak kuasa menyaksikan momen menyentuh hati ini.
Pria yang membangun Taj Mahal palsu untuk mendiang istri
Merasa
pedih ditinggal wafat istrinya, seorang kakek bernama Faizul Hasan
Quadri, umur 77 tahun, memutuskan untuk membangun tiruan Taj Mahal untuk
mengenang wanita itu. Seperti kita ketahui bersama, Taj Mahal yang
asli, memang dibangun oleh seorang raja India, untuk mengenang istrinya
yang telah tiada.
Wajar kalau hati Faizul terasa pedih, sebab ia
mengarungi hidup bersama istrinya, semenjak wanita itu remaja. Gadis
itu dinikahinya saat wanita itu masih berusia 14 tahun. Karena belum
bisa membaca, saat itu Faizul yang mengajarinya membaca dan menulis
dalam bahasa Urdu.
Saat masih hidup, karena tak memiliki anak,
sang istri sering menangis, karena khawatir nanti saat ia wafat, tak ada
anak yang akan mengenangnya. Untuk melibur lara sang istri, Faizul
katakan, ia akan membangun sebuah banguan megah layaknya Taj Mahal,
supaya nanti semua orang akan mengingat istrinya sepanjang waktu.
Dan
setelah sang istri mafat, lelaki renta ini menepat janjinya. Ia membuat
bangunan persis Taj Mahal seorang diri. Meski ukuran bangunan itu
akhirnya hanya setinggi rumah dua lantai, namun orang-orang di
sekitarnya kagum, dengan ketulusan cinta sang suami, yang demikian
mencintai mendiang istrinya.
Membelah gunung yang halangi kesembuhan istrinya
Saat
sedang merayu, kami yakin banyak pria mengatakan `akan aku belah gunung
untuk buktikan cintaku.` Meski hal tersebut terkesan gombal, namun
nyatanya seorang lekaki di India terbukti benar-benar membelah gunung
untuk membuktikan cintanya.
Cerita bermula, saat istri pria
bernama Dashrath Manjhi ini sakit. Untuk menemui dokter, pria ini harus
menggendong istrinya, dan menempuh perjalanan terjal, naik gunung untuk
bertemu sang ahli medis yang berada di bagian berlawanan dari desanya,
dua desa yang dihalangi sebuah gunung kecil, mirip bukit.
Akibat
harus naik gunung, Das terlambat membawa istrinya sampai di tempat sang
dokter. Akhirnya sang istri mengembuskan napas terakhir. Karena merasa
gunung itu menjadi penyebab kematian istrinya, Das kemudian bersumpah
untuk membelah gunung itu. Akhirnya sedikit demi sedikit dengan
menggunakan cangkul, kampak, atau alat tajam lainnya, Das mengoyak
dinding gunung itu.
Karena terus menerus membelah gunung, warga
setempat kemudian menjulukinya sang manusia gunung. Dibutuhkan waktu 22
tahun bagi Das untuk membuat jalan setapak di perbukitan Gehlour, India
itu. Ia berharap, agar setelah jalanan ini terbentuk, orang-orang tidak
lagi harus kehilangan keluarga mereka, untuk mendapat pengobatan,
seperti yang istrinya alami.
Kamis, 19 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar