Rabu, 18 Februari 2015

Perbedaan Kukang dan Kuskus

1. KUSKUS : 
Kuskus tergolong marsupilia, yaitu mamalia berkantung. Seperti kerabat dekatnya, Kanguru, kuskus melahirkan anak yang kecil dan belum sepenuhnya berkembang. Karena itu sejak kelahirannya, anak ini berada di kantung yang berlapis rambut halus di bagian perut induknya. Setelah agak besar, anak Kuskus kadang terlihat naik dipunggung induknya dengan ekor saling berjalinan. Sulawesi merupakan batas barat jangkauan persebaran Kuskus.

Kuskus atau lebih dikenal oleh masyarakat sulawesi dengan sebutan memu dicirikan oleh muka yang bundar dan telinga yang kecil, serta bulu yang lebat. Kuskus mempunyai ekor panjang yang kuat dan liat dan berfungsi sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari dahan ke dahan. Bahkan ekor ini merupakan senjata pertahanan kuskus bila dirinya akan ditangkap oleh pemburu, dimana kuskus akan mengaitkan ekornya dengan kuat pada batang atau cabang bila pohon yang dipanjatnya ditebang oleh pemburu.

Salah satu jenisnya adalah Kuskus beruang (Kuse - Ailurops ursinus), memiliki panjang tubuh lebih dari satu meter, termasuk mamalia terbesar yang hidup ditajuk atas hutan Sulawesi, aktifitas siang hari, walaupun kuskus beruang juga beraktifitas pada malam hari. Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.

Kuse mendiami lapisan atas dari hutan. Makanannya terdiri dari daun dan buah, misalnya daun pohon Kayu kambing (Garuga floribunda), dan Kayu bugis (Melia azedarach) dan buah pohon Rao (Dracontomelon dao). Kuse membentuk kelompok kecil yang hanya terdiri dari induk dan bayi. Kecuali pada musim kawin, kuse jantan dan betina dewasa biasanya hidup sendiri-sendiri.

Kuse merupakan binatang yang pendiam. Dia hampir-hampir tidak bersuara kecuali kalau terganggu. Kuse yang terganggu akan mengeluarkan suara decak yang disela dengan engahan keras. Kuse yang terdapat di pulau Sangihe dan Salibabu (Kabupaten Sangihe-Talaud) memiliki ciri yang sedikit berbeda dari yang terdapat di daratan Sulawesi. Bulunya berwarna abu-abu pucat yang seragam, ukuran kepalanya berbeda, dan secara keseluruhan ukurannya lebih kecil. Kuse ini digolongkan sebagai sub-jenis khas Sangihe-Talaud, dan nama ilmiahnya Ailurops ursinus melanisticus.

2. KUKANG
Kukang (Nycticebus coucang) adalah jenis primata yang lucu dan menggemaskan sehingga tidak heran banyak masyarakat yang menjadikan primate ini menjadi hewan peliharaan.Keluarga kukang atau sering disebut-sebut malu-malu, terdiri dari 8 marga (genus) dan terbagi lagi ke dalam 14 jenis. Penyebarannya cukup luas, mulai dari Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India, Srilanka, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dari 8 Marga yang ada, di Indonesia hanya ditemui 1 marga, yaitu Nycticebus. 

Marga Nycticebus terdiri atas 4 (empat) jenis, Yaitu :
1. Nycticebus coucang yang tersebar Semenanjung Malaya, Sumatera dan Kalimantan serta kepulauan sekitarnya.
2. Nycticebus pygmaeus tersebar di laos dan kamboja
3. Nycticebus bengalensis, tersebar di India hingga Thailand.
4. Nycticebus javanicus, hanya tersebar di Jawa.

Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu dan beraktifitas dimalam hari. Kukang tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang signifikan tentang jumlah populasi kukang di alam, akan tetapi dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan perdagangan illegal bisa di jadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam mengalami penurunan. 

Agar terlihat jinak gigi kukang dipotong.
Untuk menampilkan kesan bahwa kukang itu satwa yang jinak, lucu dan tidak menggigit, maka oleh pedagang gigi kukang tersebut dicabut dengan menggunakan tang (pengait) yang biasa dipakai oleh tukang listrik. Dalam proses pencabutan tersebut gigi kukang sering patah atau remuk dan menimbulkan luka di mulut. Kemudian kukang tersebut dipegang kakinya dengan posisi kepalanya di bawah. Selanjutnya kukang tersebut diputar-putar dengan alasan untuk menghentikan pendarahan. Banyak kasus kukang yang habis dipotong giginya mengalami infeksi yang bisa berdampak pada kematian.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wordpress Theme by wpthemescreator .
Converted To Blogger Template by Anshul .