Rabu, 18 Februari 2015

Keutamaan Tilawah 1 Juz Setiap Hari

Saudaraku, sadarkah kita bahwa Al Quran diturunkan oleh Allah kepada manusia agar menjadi sumber tazwid (pembekalan) bagi peningkatan ruhiy (spiritualitas), fikri (pemikiran) serta minhaji (metodologi da'wah)? Sehingga jika sehari saja kita jauh dari Al Quran, berarti terputuslah dalam diri kita proses tazwid tersebut?
Sadarkah kita bahwa yang akan terjadi adalah proses tazwid dari selain wahyu Allah; baik itu dari televisi koran, majalah, maupun yang lainnya yang sesungguhnya akan menyebabkan ruh yang ringkih dan keyakinan yang melemah terhadap fikroh dan minhaj ? 
Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau proses tazwid itu telah terputus sepekan, dua pekan, bahkan berbulan-bulan. Semoga Allah menjaga kita dari sikap menjadikan Al Quran sebagai sesuatu yang mahjuran (ditinggalkan).
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran ini suatu yang ditinggalkan "
(QS.Al-Furqan:30)
Sesungguhnya ibadah tilawah satu juz ini sudah tertuntut kepada manusia sejak dia menjadi seorang muslim. Oleh karena itu, cukup banyak orang-orang yang tanpa tarbiyah atau halaqoh, namun memiliki komitmen tilawah satu juz setiap hari, sehingga setahun khatam 12 kali (bahkan lebih, karena saat bulan Ramadhan dapat khatam lebih dari sekali).
Lalu, bagaimana dengan kita? Sudahkah keislaman kita membentuk kesadaran iltizam (komitmen) dengan ibadah ini ? Ketika kita melalaikannya, dapat diyakini bahwa kendalanya adalah dha'ful himmah (lemah dan kurangnya kemauan), bukan karena tidak mampu melafalkan ayat-ayat Al Quran seperti anggapan kita selama ini.
Yang harus dibentuk dalam hal ini bukanlah hanya sebatas mampu membaca, namun lebih dari itu, bagaimana membentuk kemampuan ini menjadi sebuah moralitas ta'abbud (penghambaan) kepada Allah, sehingga hal ini menjadi sebuah proses tazwid yang berkesinambungan !
Dan sekali-kali janganlah kita menutupi ketidak mampuan kita terhadap ibadah ini dengan berlindung di bawah waswas syaithan dengan bahasa sibuk, tidak sempat, acara terlalu padat dan lain sebagainya. Sadarilah bahwa kesibukan kita pasti akan berlangsung sepanjang hidup kita. Apakah berarti sepanjang hidup kita, kita tidak melakukan ibadah ini hanya karena kesibukan yang tak pernah berakhir ?
Sejarah mencatat bahwa para sahabat dan salafusshalih ketika mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "bacalah Al Quran dalam satu bulan", maka begitu banyak yang menyikapinya sebagai sesuatu yang minimal. Bayangkan dengan diri kita yang sering menganggap tilawah satu juz itu sebagai sesuatu yang maksimal ! Maka tugas yang sangat minimal inipun sangat sering terkurangi, bahkan tidak teramalkan dengan baik.
Bagaimana mungkin kita dapat mengulang kesuksesan para sahabat dalam membangun Islam ini, jika kita tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan (walaupun kita sadar bahwa ibadah satu juz ini bukan satu-satunya usaha di dalam berdakwah)?
Sebutlah Utsman Ibn Affan, Abdullah Ibn Amr Ibn Ash, Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi'i Radhiyallahu 'Anhum. Mereka adalah contoh orang-orang yang terbiasa menyelesaikan bacaan Al Quran nya dalam waktu tiga hari sampai satu pekan. Karena bagi mereka khatam sebulan terlalu lama untuk bertemu dengan ayat-ayat Allah.
Jadi, jika seseorang rutin setiap bulan khatam, berarti hanya sekali dalam sebulan ia bertemu dengan surat Maryam, misalnya.
Dapat kita bayangkan seandainya kita berlama-lama dalam mengkhatamkan Al Quran. Berarti kita akan sangat jarang bertemu dengan setiap surat dari Al Quran. Mari jadikan Al Quran sebagai sahabat kita, dimana kita akan sangat rindu jika sehari saja tidak berjumpa. Barakallahu fiikum

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wordpress Theme by wpthemescreator .
Converted To Blogger Template by Anshul .