Kesehatan mulut dan gigi pada anak, adalah hal yang sangat penting
untuk dijaga. Bukan hanya karena bahayanya yang mengkhawatirkan, namun
juga karena biaya perawatannya tidak murah, jika kerusakan terlanjur
menyebar. Namun ternyata, kesehatan gigi dan mulut dapat menentukan
tingkat prestasi seorang anak di bidang akademis. Lho kok bisa?
Ya, pernyataan tersebut diperoleh dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh salah satu brand sikat
gigi keluaran Unilever, yang bekerja sama dengan Departemen Ilmu
Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan FKG UI.
Penelitian
ini mengamati perkembangan kesehatan gigi dan mulut anak-anak di 3
sekolah dasar negeri di Bekasi. Sebanyak kurang lebih 984 anak, dengan
usia mulai dari 6 hingga 11 tahun, diteliti kesehatan gigi dan mulutnya,
melalui kebiasaan sikat gigi yang dilakukan setiap hari.
Penelitian
ini, meneliti kesehatan gigi dan mulut anak dari tiga hal, yakni jumlah
absensi, tingkat prestasi, dan kemampuan belajar sang anak. Kemudian
peneliti menghasilkan data yang menunjukkan data, bahwa sebanyak 94
persen dari anak berusia 6-7 tahun, dan sebanyak 84 persen dari anak
berusia 10-11 tahun, setidaknya memiliki riwayat sakit gigi, dengan
minimal 1 gigi berlubang.
Peran sekolah dan orangtua
Hasil
penelitian ini tentunya mengejutkan, mengingat masalah pada gigi ini
muncul justru saat gigi anak masih belum permanen atau menjadi gigi
tetap. Menurut salah satu peneliti,drg Ratu Mirah Afifiah GCClindent,
MDSc, tingkat absensi anak dengan gangguan mulut cenderung lebih banyak
dari yang kesehatan mulut dan giginya terawat.
"Sakit gigi, bisa
membuat konsentrasi anak di sekolah terganggu. Hal tersebut yang
memengaruhi prestasinya di bidang akademik," ujarnya saat ditemui di
acara Pepsodent Ungkap Fakta, di Jakarta, Rabu, 25 Februari 2015.
Masalah ini, menurut Fifah, panggilan akrab dari pimpinan
Professional Relationship Oral Care PT Unilever Indonesia, Tbk itu, bisa
diatasi dengan menerapkan kebiasaan menggosok gigi secara rutin pada
anak.
Untuk itu, kebiasaan menggosok gigi minimal 2 kali sehari
dan konsultasi ke dokter, sangatlah penting diterapkan pada anak-anak.
"Lakukan saat pagi setelah sarapan, dan malam sebelum tidur. Dengan
menerapkan kebiasaan tersebut, anak akan terhindar dari risiko kerusakan
gigi," tambah Fifah.
Menurutnya, yang juga memiliki peran
penting dalam menjaga kesehatan gigi anak ialah orang tua dan pihak
sekolah, yang sama-sama mengetahui rutinitas dan kebiasaan si kecil.
Dengan bantuan orang tua dan guru, gangguan gigi akan berkurang, dan
prestasi mereka kian cemerlang.
Kamis, 26 Februari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar