Sabtu, 14 Februari 2015

Trik Sulap

Peneliti berhasil mengungkap trik rahasia yang digunakan untuk memengaruhi keputusan seseorang dalam memilih kartu.
Dream - Seorang peneliti Kanada yang juga berprofesi sebagai pesulap telah mengungkapkan trik rahasia yang digunakan untuk memengaruhi keputusan seseorang dalam memilih kartu.
Penelitian ini mengungkapkan bagaimana faktor-faktor kontekstual tertentu dapat memengaruhi keputusan orang untuk memilih, meskipun mereka mungkin merasa bahwa mereka memilih secara bebas.
Para peneliti mengatakan temuan ini bahkan dapat memengaruhi pengambilan keputusan sehari-hari.
"Kami mulai dengan prinsip sulap yang kita tidak sepenuhnya pahami: bagaimana pesulap memengaruhi penonton untuk memilih kartu tertentu tanpa disadari mereka," papar Jay Olson, penulis utama dari studi baru yang diterbitkan dalam Consciousness and Cognition dikutipDream.co.id dari laman Daily Mail, Kamis 11 Februari 2015.
"Kami menemukan bahwa orang cenderung memilih opsi yang lebih menonjol atau menarik perhatian, tetapi mereka tidak tahu mengapa mereka memilih itu."
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap.
Pada bagian pertama, Olson (yang juga seorang pesulap profesional) mendekati 118 orang di jalan-jalan dan kampus-kampus. Dia meminta mereka untuk memilih kartu dengan melirik satu yang menonjol saat ia membalik-balik setumpuk kartu.
Meski kartu dikocok sekitar setengah detik, namun Olson menggunakan teknik untuk membuat salah satu kartu - disebut ‘kartu sasaran’ - lebih menonjol daripada yang lain.
Sekitar 98 persen dari peserta memilih kartu sasaran; tapi sembilan dari 10 dilaporkan merasa mereka memiliki pilihan bebas.
Banyak penjelasan tak ilmiah mengapa mereka membuat keputusan memilih kartu. Salah satu peserta mengaku ia memilih kartu sasaran (10 Hati) karena hati adalah simbol umum dan warna merah lebih menonjol.
Pada tahap kedua, para peneliti menciptakan versi sederhana dari riffle (teknik mengocok kartu) berbasis komputer dengan menghadirkan rangkaian 26 gambar kartu berurutan pada layar.
Para peneliti meminta peserta untuk diam-diam memilih kartu, kemudian memasukkannya pada setiap 28 percobaan yang berbeda. Secara keseluruhan, peserta yang memilih kartu sasaran mencapai 30 persen.
Menurut rekan penulis Ronald Rensink, seorang profesor psikologi dan ilmu komputer di University of British Columbia, tingkat ini jauh lebih rendah dibandingkan dalam studi pertama.
Karena banyak faktor sosial dan situasional yang biasa ditemui pada panggung sulap absen dari laboratorium yang dijadikan tempat penelitian.
Dalam pertunjukkan sulap, misalnya, penonton mungkin dipengaruhi oleh kepribadian si pesulap dan tekanan untuk memilih kartu dengan cepat.
"Sulap menjadi lensa sederhana untuk memeriksa dan mengungkap perilaku dan pengolahan fungsi otak yang lebih tinggi," kata rekan penulis Amir Raz, yang merupakan mantan pesulap profesional dan peneliti di Cognitive Neuroscience of Attention di Fakultas Kedokteran McGill, Kanada. (Ism)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Wordpress Theme by wpthemescreator .
Converted To Blogger Template by Anshul .