Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP dari
Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Kuba menjelaskan bahwa Kuba tidak
dihidupi oleh masyarakat yang cinta kemewahan. Mereka hidup sederhana,
bahkan tidak ada mal di sana.
“Remaja-remaja Kuba menonjol di bidang seni dan olahraga.
Mereka telah dipupuk rasa cinta budaya. Tidak ada mal di sana. Sehingga
mereka rajin olahraga,” ujar sang Profesor di Balai Sidang Universitas
Indonesia, Depok, Rabu, 4 Maret 2015.
Profesor Samsuridjal memang sudah paham kondisi generasi
muda Kuba, pasalnya dia telah empat kali mengunjungi Kuba dan melihat
sendiri bagaimana remaja Kuba memanfaatkan waktu mereka.
Masyarakat Kuba juga sangat senang melakukan kegiatan
sosial. Pemerintah juga aktif menolong negara lain jika terkena bencana
alam.
“Mereka itu suka kerja keras. Dan kaya akan niat ingin
menolong dan penuh jiwa sosial yang ditanam sejak dini,” kata pengajar
ilmu penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang
mengenakan kemeja batik itu kepada rekan media.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu
juga menggambarkan keadaan Negara Kuba yang memiliki lalu lintas lancar
tanpa kemacetan.
Hal itu karena mayoritas masyarakat menggunakan kendaraan
umum berupa bus dan banyaknya gedung yang direnovasi. Akomodasi jalan
pun terjaga dan bersih.
0 komentar:
Posting Komentar