Saran dari kami: saat Anda mau datang ke sebuah sesi wawancara
pekerjaan, jangan pernah membentak, atau berkata kasar pada orang dalam
perjalanan menuju tempat interviu. Karena bisa jadi, orang yang Anda
bentak itu adalah orang yang nanti akan mewawancarai Anda. Ya, skenario
konyol inilah yang terjadi pada seorang pria di London.
Dikutip dari laman World Observer,
beberapa waktu lalu, ada seorang pria yang naik kereta bawah tanah.
Saat mau masuk ke dalam kereta, ternyata di antrean ada pria lain yang
tampak menghalangi langkahnya. Karena kesal buru-buru mau datang ke
tempat interviu kerja, si pria ini lalu mendorong orang itu sambil
mengumpatnya dengan kata-kata kasar.
Ia merasa hal ini perlu
dilakukan, karena ia tak mau datang terlambat ke kantor Python
Developer, yang ada di bawah grup Forward Partners, sebuah perusahaan
besar, yang hari itu berminat untuk bertemu langsung dengannya, guna
kemungkinan mengisi sebuah posisi bagus di kantor mereka.
Yang
pria itu tak sadari bahwa pria yang baru saja ia umpat dengan kata-kata
kasar huruf `F` itu adalah Matt Buckland, Head of Talent and Recruiting
di Forward Partners. Ia adalah seorang petinggi di Python Developer yang
memang dikenal low profile, sehingga ke mana-mana ia lebih senang naik kendaraan umum.
Jadi,
apakah bisa Anda tebak, kira-kira apa yang akan terjadi dalam sesi
wawancara kerja yang terjadi beberapa jam kemudian? Mungkin, sebagian
dari Anda akan mengira bahwa sang petinggi perusahaan itu akan
memaki-maki balik pria ini, di ruang kerjanya yang megah. Atau, ada yang
menyangka, Matt akan memanggil satpam berbadan besar untuk menyeret
keluar si pria kasar ini?
Well… sayangnya semua bayangan
Anda tentang semua kejadian itu ternyata salah. Karena malah
sebaliknya, karena pada dasarnya Matt Buckland adalah orang berjiwa
besar, ia justru dengan ramah tetap menyambut pria yang namanya tak
disebut itu di ruang kerjanya.
Selama satu jam interviu, bahkan
berjalan lancar, dan Matt dengan rendah hati malah meminta maaf, kalau
memang tadi pagi saat di kereta api, ia membuat kenyamanan pria itu
terganggu.
Menanggapi sikap ramah sang calon atasan, tentu membuat sang pria
kasar itu makin tak nyaman. Untungnya, dengan wajah selalu tersenyum,
Matt berusaha tetap mengendalikan jalannya sesi wawancara dengan
seprofesional mungkin.
“Saya akui momen itu memang agak aneh,
namun saya berhasil mencairkan suasana. Setelah sesi tanya jawab seputar
pekerjaan selesai, kami bahkan sempat menertawakan kejadian di pagi
hari itu,” ujar Matt saat diwawancara BBC.
Sayangnya,
karena kurang memenuhi kualifikasi, pria itu tidak berhasil menjadi
kandidat yang maju ke tahap seleksi selanjutkan. Matt katakan, ini murni
sebuah keputusan profesional, yang sama sekali tak ada hubungan dengan
kejadian panas di kereta itu. “Kami sudah saling memaafkan,” ujarnya
sambil tersenyum. (asp)
Kamis, 05 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar