Melancong ke Balikpapan, luangkan waktu Anda untuk menyusuri hutan
mangrove nan asri. Terletak di mangrove Center Graha Indah, Balikpapan,
Kalimantan Timur, VIVA.co.id pun berkesempatan menikmati keindahan dan
keasrian hutan mangrove.
Untuk menuju ke sana, butuh waktu 45
menit dari pusat kota. Sesampainya di kawasan terlindungi itu, suasana
begitu sejuk lantaran ada banyak pepohonan nan rindang.
Meski
saat itu langit terlihat mendung tidak menyurutkan niat kami menelusuri
hutan dengan kapal klotok--perahu kayu. Rimbunnya hutan, membuat
sebagian tempat terlihat gelap. Namun tak masalah karena tempat itu
sungguh menantang untuk ditelusuri.
Di luar mangrove, terlihat
pula di sepanjang aliran Sungai Wein, Sekretariat Mangrove Center
melakukan perawatan terhadap lebih dari 25 bibit Mangrove.
Lingkungan
terasa sangat asri, tenang dan hijau. Sesekali, kami juga melihat dari
dekat Bekantan dan burung Elang Gondol yang hidup di habitat kawasan
Mangrove.
Sebelum menelusuri sungai dengan kapal klotok bermesin tunggal, pengunjung pun diminta mengenakan pelampung.
Seorang
pemandu mengatakan, pelampung itu diperlukan untuk menjaga diri karena
kedalaman air sungai mencapai 8-12 meter. Ada lima perahu yang saat itu
bisa tumpangi. Kapal klotok yang besar, hanya khusus dinaiki perempuan.
Begitu
mesin perahu menyala, pengunjung siap berpetualang melihat magrove dan
'para penghuninya'. Menelusuri sungai dan hutan mangrove sangat
menyenangkan.
Di beberapa titik sungai, ada banyak mangrove yang
tumbuh begitu lebatnya hingga membuat aliran sungai menjadi gelap. Tidak
lama setelah kami melanjutkan perjalanan, langit kembali terang dengan
puluhan ribu mangrove yang terlihat dari kejauhan.
Selain
melihat mangrove, pengunjung juga bisa melihat sejumlah satwa. Bekantan
adalah hewan yang sering menampakkan diri. Tak hanya itu, dari dalam
air, pengunjung juga bisa beberapakali melihat ikan pesut, dan banyak
jenis burung terbang di udara.
Di hutan mangrove yang dilindungi
Pemerintah Balikpapan itu tercatat ada 40 jenis mangrove yang tumbuh dan
diawasi Mangrove Center. Tumbuhan Bakau atau Rhyzopora Mucronata begitu
dominan. Catatan Mangrove Center juga menyebutkan, lebih 400 ekor
bekantan (Nasalis larvatus, atau proboscis monkey, kera berhidung
mancung dan berbulu oranye) hidup di sana.
Bekantan di Mangrove
Center itu merupakan bagian dari populasi bekantan terbesar di dunia
yang hidup di Teluk Balikpapan. Dulu, kawasan itu rawa-rawa terbuka.
Bakau lalu ditanam untuk melindungi rumah-rumah dari terpaan angin
kencang di laut.
Kawasan utara Mangrove Center seluas 150 hektare
mulai dari Teluk Balikpapan yang memanjang dari barat ke timur itu
berbatasan dengan permukiman dan industri warga yang menjadi bagian dari
Kawasan Industri Kariangau.
Kamis, 19 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar